Kisah Ibu Yang Menangis Sepanjang Musim

Motivator Mesir, DR Ibraahim al-Faqqy rahimahullah menceritakan,
“Dikisahkan ada seorang ibu yang selalu menangis sepanjang waktu. Puterinya yang besar dinikahi oleh seorang penjual payung. Sedangkan puterinya yang kedua dinikahi oleh seorang penjual makaroni.

Ketika datang musim kemarau, sang ibu menangis memikirkan puterinya yang besar, khawatir payungnya tak laku di musim kemarau. Jika datang musim penghujan, iapun juga menangis karena memikirkan puterinya yang kedua, karena tentu suaminya tak bisa menjemur makaroni yang hendak dijualnya.

Begitulah keadaannya sepanjang musim, bersedih memikirkan keadaan kedua puterinya. Hingga suatu hari, ada orang bijak yang menemuinya dan bertanya kepadanya akan sebab tangisnya yang berkepanjangan. Ketika sang ibu menceritakan kasusnya, tersenyumlah orang bijak itu dan berkata,:

“Seyogyanya ibu merubah cara pandang menghadapi masalah. Ibu tidak mampu merubah musim. Maka jika matahari bersinar terang, pikirkanlah keadaan puterimu yang kecil, betapa senangnya ia karena suaminya bisa menjemur makaroni dan menjualnya. Dan ketika datang musim penghujan datang, pikirkanlah puterimu yang besar, dan betapa payungnya akan laku keras.”

Dengan nasihat ini, berhentilah tangis sang ibu, dan ia lebih banyak bahagia dan syukurnya.

Jika Kita tidak mampu merubah keadaan, setidaknya Kita bisa merubah sudut pandang dalam melihat keadaan yang mampu menghadirkan rasa syukur dan kebahagiaan sekaligus.